Deskripsi
Konsep atau teori kepribadian Islam harus segera tampil untuk menjadi acuan normatif bagi umat Islam. Perilaku umat Islam tidak sepatutnya dinilai dengan kacamata teori kepribadian Barat yang sekuler, karena keduanya memiliki frame yang berbeda dalam melihat realita. Perilaku yang sesuai dengan perintah agama seharusnya dinilai baik, dan apa yang dilarang oleh agama seharusnya dinilai buruk. Agama memang menghormati tradisi (perilaku yang ma’ruf), tetapi lebih mengutamakan tuntunan agama yang baik (khayr).
Para psikolog dalam melakukan interpretasi test-test psikologi terhadap klien terkadang memerankan diri sebagai Tuhan (play God), melalui alat yang disebut dengan instrumen atau alat test tertentu, padahal ia hanya tahu kulit luarnya saja. Ironisnya, hal itu menjadi acuan untuk diterima-tidaknya seseorang menjadi pegawai atau jabatan tertentu. Bagi calon pegawai yang mengerti tentang kiat-kiat sukses dalam test kepribadian, ia akan belajar terlebih dahulu bagaimana caranya agar ia mendapat nilai baik, karena alat testnya diulang-ulang (itu-itu saja). Test kepribadian dalam konteks ini tidak akan mampu menunjukkan kepribadian yang sesungguhnya.
Untuk diakui sebagai disiplin ilmu, membangun teori kepribadian berbasis Psikologi Islam akan menghadapi problem metodologis yang rumit. Hal itu terjadi sebab Psikologi Kepribadian Islam berada di dua persimpangan jalan yang harus dilalui. Persimpangan pertama harus melalui prinsip-prinsip ilmiah psikologi modern, sementara persimpangan kedua harus melalui nilai-nilai doktriner dalam Islam. Pada aspek tertentu kedua persimpangan itu mudah dilalui secara simultan, namun pada aspek yang lain justru bertabrakan yang salah satunya tidak mau dikalahkan.
Betapapun sulit dan bahkan akan mengalami proses pendangkalan dan klaim tergesah-gesah, upaya membangun Psikologi Kepribadian Islam tidak dapat ditundah-tunda lagi. Fenomena perilaku yang menimpah umat Islam akhir-akhir ini tidak mungkin dapat dianalisis dengan teori-teori Psikologi Kepribadian Barat. Perilaku radikalisme beragama, bom bunuh diri yang populer dengan sebutan bom syahid, maraknya jamaah zikir dan muhasabah, senyumnya Amrozi saat divonis mati adalah sederetan perilaku yang unik dan membutuhkan analisis khusus dari teori-teori Psikologi Kepribadian Islam. Boleh jadi dalam teori Psikologi Kepribadian Barat perilaku tersebut merupakan patologis, sementara dalam Psikologi Kepribadian Islam diyakini sebagai perilaku yang mencerminkan aktualisasi diri atau realisasi diri.
Menghadirkan disiplin kepribadian Islam tidaklah mudah, sebab hal itu mengundang banyak pertanyaan. Klaim ketidakilmiahan dan kerancuan metodologis menjadi senjata penyerangan bagi mereka yang antipati terhadap kehadiran disiplin yang berbasis agama. Bukankah psikologi kepribadian selama ini hanyalah hasil adopsi dari teori-teori Barat? Apakah hal itu tidak menjadikan bias budaya? Mungkinkah teori yang dihasilkan dari penelitian atau eksperimen budaya Barat, bahkan ’budaya’ binatang (karena eksperimennya menggunakan binatang), dijadikan pisau analisis dalam melihat perilaku umat Islam?
Uichol Kim, seorang psikolog asal Korea, mengkritisi psikologi Barat yang menyamaratakan pandangan psikologinya sebagai human universal dengan menawarkan konsep psikologi pribumi (the indigenous psychology). Menurut Kim, yang dikutip Achmad Mubarok, manusia tidak cukup dipahami dengan teori psikologi Barat, karena psikologi Barat hanya tepat untuk mengkaji manusia Barat sesuai dengan kultur sekulernya yang melatarbelakangi lahirnya ilmu itu. Untuk memahami manusia di belahan bumi lain harus digunakan pula basis kultur dimana manusia itu hidup.
Psikologi Kepribadian Islam yang dimaksudkan di sini tidak saja bernilai the indigenous psychology, tetapi juga dianggap sebagai psikologi kepribadian lintas budaya, etnik dan bahasa. Atau lebih tepatnya dianggap sebagai psikologi kepribadian rahmat li al-’alamin, yang mencakup alam syahadah (empirik) dan alam ghayb (metaempirik), bahkan alam dunia dan alam akhirat. Kerangka inilah yang menjadi acuan dalam penulisan buku ini.
Ketika psikologi Islam menghadirkan konsep kepribadian, masalah pertama yang perlu dipahami terlebih dahulu adalah terminologi apakah menggunakan istilah kepribadian Islam (al-syakhshiyyah al-Islamiyyah) atau kepribadian muslim (syakhshiyyat al-muslim):
Pertama, Kepribadian Islam memiliki arti serangkaian perilaku manusia, baik sebagai mahluk individu maupun mahluk sosial, yang normanya diturunkan dari ajaran Islam, yang bersumber dari al-Qur’an dan al-Sunnah. Dari kedua sumber tersebut, para pakar berusaha berijtihad untuk mengungkap bentuk-bentuk kepribadian menurut ajaran Islam, agar bentuk-bentuk itu diterapkan oleh pemeluknya. Rumusan kepribadian Islam di sini bersifat deduktif-normatif yang menjadi acuan bagi umat Islam untuk berperilaku. Oleh karena sifatnya yang deduktif-normatif maka kepribadian Islam di sini diyakini sebagai konsep atau teori kepribadian yang ideal, yang ’seharusnya’ dilakukan oleh pemeluk agama Islam.
Kedua, Kepribadian muslim memiliki arti serangkaian perilaku orang/umat Islam yang rumusannya digali dari penelitian perilaku kesehariannya. Rumusan kepribadian muslim di sini bersifat induktif-praktis, karena sumbernya dari hasil penelitian terhadap perilaku keseharian orang/umat Islam. Boleh jadi dalam penelitian itu ditemukan (1) pola kepribadian yang ideal, karena kepribadian itu sebagai implementasi dari ajaran agama; (2) pola yang menyimpang (anomali), karena perilaku yang ditampilkan bertentangan dengan ajaran agamanya, sekalipun dirinya berpredikat muslim. Dalam konteks ini, keburukan atau kejahatan perilaku orang/umat Islam tidak dapat digeneralisir bahwa ajaran Islam itu buruk dan jahat. Artinya, kepribadian muslim belum tentu mencerminkan kepribadian Islam.
Buku ini menggunakan pola kepribadian Islam bukan kepribadian muslim. Artinya, uraian-uraian yang ditampilkan berdasarkan ajaran normatif Islam yang harus dilakukan oleh muslim. Karena normatif sifatnya maka buku ini menampilkan kepribadian yang ’seharusnya’, bukan ”apa adanya’ dari perilaku umat Islam.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ( Islam sebagai Disiplin Ilmu; Antara Islam dan Psikologi; Kepribadian dalam Psikologi Islam)
BAB II DASAR-DASAR PEMAHAMAN KEPRIBADIAN ISLAM (Pengertian Psikologi Kepribadian Islam [Huwiyah, Aniyah, Zatiyah, Nafsiyah, Syakhshiyah, Akhlak]; Makna Terminologi Kepribadian Islam; Makna Psikologi Kepribadian Islam; Kedudukan Kepribadian dalam Disiplin Ilmu-Ilmu Keislaman; Ruang lingkup Pembahasan Psikologi Kepribadian Islam; Fungsi Psikologi Kepribadian Islam)
BAB III STRUKTUR KEPRIBADIAN ISLAM (Pengertian Struktur Kepribadian; Struktur Kepribadian Islam [Struktur Jisim; Ruh; Nafs {Qalbu, Aqal, Hawa Nafsu}]
BAB IV DINAMIKA KEPRIBADIAN ISLAM (Dinamika Struktur Jasmani; Dinamika Struktur Ruhani; Dinamika Struktur Nafsani [Kedudukan Aspek Pisik dan Psikis Struktur Nafsani dalam Pembentukan Kepribadian; Cara Kerja Struktur Nafsani dalam Pembentukan Kepribadian; {Kepribadian Ammarah; Kepribadian Lawwamah; Kepribadian Muthmainnah}])
BAB V TIPOLOGI KEPRIBADIAN DALAM ISLAM ( Pengertian Tipologi; Pola Penelusuran Tipologi dalam Kepribadian Islam; Bentuk-Bentuk Tipologi Kepribadian dalam Islam)
BAB VI KEPRIBADIAN MUKMIN (Kepribadian Rabbani; Kepribadian Malaki; Kepribadian Qur’ani; Kepribadian Rasuli; Kepribadian Yawm Akhiri; Kepribadian Taqdiri)
BAB VII KEPRIBADIAN MUSLIM (Kepribadian Syahadatain; Kepribadian Mushalli; Kepribadian Shaim; Kepribadian Muzakki; Kepribadian Hajji)
BAB VIII KEPRIBADIAN MUHSIN ( Pengertian Kepribadian Muhsin; Pola Pembentukan Kepribadian Muhsin; Bentuk-Bentuk Kepribadian Muhsin)
BAB IX GANGGUAN KEPRIBADIAN DALAM PSIKOLOGI ISLAM (Pengertian Gangguan Kepribadian Islam; Penyebab Gangguan Kepribadian dalam Islam; Klasifikasi Gangguan Kepribadian dalam Islam; Bentuk-Bentuk Gangguan Kepribadian dalam Islam)
BAB X PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN ISLAM (Pengertian Pengembangan Kepribadian Islam; Pengembangan Kepribadian Islam menurut Pendekatan Konten; Mengembangkan Kepribadian Islam menurut Rentang Kehidupan)
http://www.scribd.com/doc/2978063/Hakekat-Psikologi-Islamhttp://www.scribd.com/doc/2978063/Hakekat-Psikologi-Islamhttp://tarbiyahcintaislami.blogspot.com/2011/12/hakekat-psikologi-islam.html
http://www.scribd.com/doc/2978063/Hakekat-Psikologi-Islamhttp://www.scribd.com/doc/2978063/Hakekat-Psikologi-Islamhttp://tarbiyahcintaislami.blogspot.com/2011/12/hakekat-psikologi-islam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar