Rabu, 27 Maret 2013

Kamis, 07 Maret 2013

PROSEDUR PENELITIAN


 4.1. Langkah-langkah Penelitian

Meneliti adalah melakukan serangkaian aktivitas intelektual secara sistematis, yaitu  dengan langkah-langkah yang teratur atau runtut.
               Langkah pertama, memilih bidang, topik kajian atau judul penelitian. Bidang kajian atau subjek ilmu.  Subjek ilmu dalam arti sebagai pokok persoalan yang dipelajari. Sedang judul, menjelaskan mengenai fokus atau ruanglingkup masalah yang dipelajari. Langkah pertama ini tidak datang dengan sendirinya, sebab timbulnya gagasan untuk meneliti biasanya karena telah didahului oleh serangkaian aktivitas lainnya seperti melakukan mengamatan awal atau membaca sekian banyak referensi sehingga diperoleh sejumlah informasi. Dengan demikian, gagasan untuk melakukan penelitian ilmiah bisa karena ingin membuktikan atau mempelajari lebih lanjut mengenai hal-hal atau informasi-informasi yang telah didapat sebelumnya yang dianggap belum cukup.
               Langkah kedua adalah melakukan kegiatan penelitian itu sendiri. Jika penelitian lapangan, maka aktivitas yang dilakukan ialah mengumpulkan data lapangan. Di dalam proses pengumpulan data lapangan itu, sejumlah hal harus dijalani, seperti masalah apa saja harus ditanyakan kepada siapa saja (informan), di mana dan kapan serta bagaimana melakukan wawancara. Ketika wawancara itu berlangsung, dalam suasana seperti apa sehingga informasi yang diberikan dapat terandalkan kebenarannya. Bagaimana pula mencatatnya, dan sebagainya.
               Langkah ketiga ialah menganalisis terhadap informasi, dalam arti memahami makna dari sekumpulan informasi yang telah didapatkan. Langkah keempat ialah menyusun laporan penelitiannya, dan langkah kelima adalah menyebar-luaskan hasil temuan.
                                      
4.2. Ruang lingkup Masalah Penelitian
Penelitian dilakukan umumnya didasarkan pada adanya  masalah, tujuan yang ingin dicapai, teori yang digunakan dalam melihat masalah, serta metode yang digunakan untuk menjawab masalah.
               Apa yang disebut sebagai masalah penelitian ialah segala sesuatu yang bertentangan/berbeda antara  keinginan dengan kenyataan yang dihadapi (problem  is any discrepancy between an  actual  state  of affairs and some ideal state). Dikatakan ada masalah berarti ada kenyataan yang berbeda bahkan bertolakbelakang antara apa yang seharusnya  terjadi (das sollen) dengan kenyataan yang  dihadapi (das sein). Adanya perbedaan kenyataan tersebut mempengaruhi atau menyebabkan munculnya kerugian bagi banyak orang (masyarakat) atau lembaga atau aturan-aturan yang telah disepakati, sehingga menurut akal sehat masalah tersebut perlu dicarikan jalan keluar pemecahannya.
               Dalam batasan yang sederhana, masalah bisa diartikan sebagai (a) sesuatu yang belum diketahui (karena  sifat  kebaruannya) dan menimbulkan rasa ingin tahu; (b) segala bentuk pertanyaan yang perlu dicari jawabannya;  (c) segala sesuatu yang dipertanyakan; atau (e)  segala  bentuk hambatan, rintangan,  atau  kesulitan  yang muncul  pada sesuatu bidang yang perlu dihindari  dan  disingkirkan.
               Untuk menemukan masalah penelitian, bisa dilakukan dengan berbagai cara. Di antara cara-cara itu ialah  dengan   melakukan  pengamatan terhadap kegiatan manusia secara cermat. Dari pengamatan tersebut, lantas kita tanyakan kembali yakni apakah  ada perbedaan antara apa yang  seharusnya  dengan kenyataan yang ditemui?  Lihatlah bagaimana seorang teknisi mobil di bengkel bekerja. Dengan menghidupkan mesin mobil, mereka cepat tahu apa yang tidak beres pada mesin mobil tersebut.  Begitu pulalah dengan dokter. Dengan mengamati pasien ditambah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan singkat, dokter akan tahu kemungkinan penyakit yang diderita pasien. Jika kurang yakin atau untuk lebih meyakinkan diri, seorang teknisi mobil atau seorang dokter akan mengetes (mendiagnosis) dengan memakai alat-alat yang dimiliki.  Untuk mempertajam pemahaman atas jawaban yang diajukan sendiri, perlu dibantu dengan membaca sumber-sumber bacaan sesuai dengan bidang pengetahuan yang digeluti. Semakin kita kuasai bidang keilmuan, akan semakin peka untuk melihat adanya masalah. Sumber-sumber bacaan itu bisa dicari misalnya dari laporan-laporan penelitian. Bisa jadi, akan kita temukan adanya  ketidakajegan  hasil-hasil  penelitian   tentang sesuatu hal. Ini mungkin bisa dilihat dari arah pendekatan teori atau metodologi yang dipakai. Jika perlu, bisa juga dilanjutkan dengan mendiskusikan kepadapeer-group atau kepada pihak-pihak yang terkait, sehingga menambhak keyakinan kita adanya masalah penelitian yang menarik dikaji. Namun  demikian, tidak semua masalah menjadi penting untuk diangkat sebagai permasalahan yang membutuhkan penelitian. Dalam hal ini, diperlukan sejumlah pertimbangan, di antaranya:  (a).  Apakah penelitian terhadap masalah yang kita  angkat  itu   akan memberikan sumbangan untuk pemecahan  masalah-masalah  praktis,  pengembangan teori, atau  memiliki  daya  tarik karena kebaruannya?; (b) Kalau kita meneliti terhadap masalah yang akan kita ajukan itu, apakah dari segi biaya, waktu, fasilitas, kemampuan,  dan metodologi, terkuasai?
               Apabila sudah  “mencukupi”, maka langkah berikutnya  adalah “merumuskan permasalahan ke  dalam  susunan kalimat yang jelas. Ingat, dapat merumuskan dengan baik masalah penelitian yang akan dilakukan, sudah merupakan separoh dari berhasilnya penelitian itu sendiri”. Untuk itu, perlu diperhatikan beberapa hal. Pertama, hendaknya masalah yang diajukan dirumuskan ke dalam bentuk kalimat yang jelas, dan padat. Kedua, hendaknya, di dalam susunan  permasalahan  itu  memberi petunjuk tentang mungkinnya  melakukan pengumpulan  data  guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam perumusannya itu.

4.3. Kepustakaan
4.3.a. Kajian Kepustakaan
       Kajian kepustakaan adalah kegiatan otak berupa memilih, membaca, dan memanfaatkannya untuk memperoleh informasi maupun wawasan teoritik yang ditulis oleh peneliti  sebelumnya, terutama  yang  ada  hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Karena itu kerja mencari bahan di perpustakaan merupakan hal  yang tak  dapat  dihindarkan oleh seorang  peneliti. 
        Kajian kepustakaan sangat penting karena  masalah yang akan kita teliti, umumnya bukanlah sama sekali masalah baru. Bisa jadi, ada peneliti lain yang pernah menulis artikel atau laporan penelitian dalam topic yang mirip atau sama hanya saja berbeda lokus atau metodologinya.  Kalau kita membaca tulisan mereka berarti kita bisa membandingkan, mengkritisi, atau mengembangkan. Hasil dari pembacaan demikian, tentu saja akan  mempertajam pemahaman informasi awal, konsep-konsep maupun teori yang digunakan, atau membantu memberi ide-ide atau pendekatan baru. Atau paling tidak, untuk menghindari terjadinya pengulangan dari suatu  penelitian.
        Dengan kata lain, melakukan kajian kepustakaan bermanfaat untuk hal-hal berikut: Pertama,  menggali  teori-teori dan konsep yang  telah  diketemukan oleh para ahli terdahulu. Kedua,  mengikuti  perkembangan  penelitian  da­lam  bidang.  yang    akan diteliti. Ketiga, memperoleh  orientasi yang lebih luas  mengenai  topik   yang dipilih. Keempat, memanfaatkan data sekunder. Kelima, menghindari duplikasi penelitian. Keenam, menambah ketrampilan  bagai­mana  cara  mengungkapkan  buah pikiran  secara sistematis kritis  dan ekonomis. (Bandingkan pada Irawati, 1982: 45)

4.3.b. Perpustakaan
Perpustakaan[1] dapat diartikan sebagai suatu or­ganisasi atau badan yang mengumpulkan  koleksi buku, majalah, bahan  tertulis/cetakan dsb, dalam sebuah  gedung (bangunan). Pengelolaan bahan-bahan (bacaan) yang ada, disusun dan diolah sesuai dengan sistem yang dipergunakan.  Secara fisik, penyusunan bahan bacaan didasarkan pada tiga kategori ruang, yaitu: ruang  referens, ruang buku, dan ruang majalah. Ruang reference berisi:  bahan-bahan  penerangan  yang bersifat luas dan umum, se­perti: ensiklopedia, kamus,  atlas, indeks,  almanak, buku-buku petunjuk, (khusus): kamus  psikologi, kamus ilmu politik, dsb. Ruang buku, berisi segala jenis buku yang bisa dipinjam, dan ruang  majalah, merupakan ruang bacaan umum.
          Sumber-sumber informasi yang bisa diperoleh dari perpustakaan bisa berupa:1. Indeks, cumulative book index; 2. Abstraks. disertation abstract; 3. Bibliografi; bibliographic index; 4. Katalogus; 5. Microfilm, dst.  Keseluruhan bahan bacaan yang dimiliki, akan diklasifikasi sesuai dengan system yang digunakan, yaitu apakah dipakai Sistem Dewey Decimal Atau  Sistem Library of Congress (Amerika Serikat).
              Sistem Dewey adalah sistem penggolongan semua cabang ilmu pengetahuan yang dibagi ke dalam sembilan (9) golongan, ditambah gol ke-10  untuk  hasil-hasil yang bersifat umum, dan mencakup beberapa golongan.  Golongan ini pun dipecah-pecah lagi dalam bagian yang lebih kecil.

PERSIAPAN MENGHADAPI SIDANG KARYA TULIS


3.  Persiapan Presentasi:
a.  Ingat waktu hanya 20 menit
b.  Jangan lebih dari 20 slide
c.  Huruf ppt harus maksimal 5-6 ke kanan, 5-6 ke bawah, font 24, arial atau times new roman dengan  kombinasi warna yang sesuai
d. Ingat cara presentasi: introduksi, Rumusan Masalah, Tujuan, Tinjauan pustaka, kerangka pikir atau konseptual,  Hipotesis, metode, dan rencana dummy table
e. Kaji kira-kira yang ditanyakan apa? Siapkan jawaban yang singkat, kalau nggak tahu jawab sejujurnya. Tapi ingat yang paling tahu penelitian ini adalah anda dan pembimbing anda. Sebagian besar penguji dari malahan akan bertanya mengenai yang generik. Jangan sampai tidak tahu apa yang akan anda teliti
f.   Pertanyaan paling sering muncul adalah:
                   i.   Masalah nya apa (ada di pendahuluan dan Research question)
                   ii.  Judul
                   iii.  Pengertian variabel
                   iv.  Hubungan antara variable
                   v.   Kerangka konseptual
                   vi.  Metode- pelajarai jenis-jenis metode sesuai tujuan penelitian
                   vii. Statistic – jenis data- rasio, ordinal, interval sehingga membutuhkan statistic yang mana
                   viii. Koreksi mengenai perbahasaan
                   ix.   Koreksi untuk cara penulisan
g.       Latihan di depan kaca, teman-teman anda atau di depan pembimbing

4. Setelah maju ada 2 kemungkinan lulus dan tidak lulus atau lulus dengan perbaikan. Sebagian besar masuk dalam kriteria lulus dengan perbaikan. Bila masuk kriteria ini, mohon pertanyaan atau usulan yang muncul dijawab dan disampaikan jawabnnya ke masing-masing penguji Anda tersebut.
Beberapa pertanyaan seputar ujian skripsi yang biasa dihadapi mahasiswa, diantaranya sebagai berikut:
Kalau kita tidak bisa jawab pertanyaan dari dosen penguji, kita harus diam saja atau bilang lupa /tidak tahu/ atau jawab rada ngaco yg penting jawab, atau gimana ??
Bagaimana menghadapi dosen yang tukang “bantai” apa harus dilawan atau didiamkan saja alias manut saja dan mengikuti apa yang diinginkan sang penguji ataukah melawan saja?
Untuk menghadapi sidang haruskah dengan “super serius” atau tetap “keep smile” dan takutnya kalau cengar-cengir dikira penguji tidak serius, tapi katanya segala sesuatu akan lebih baik jika diawali dengan senyum? Benar gak tuh??
Biasanya perlu berapa lama untuk mempersiapkan dan belajar sebelum menghadapi ujian sidang?

Ada kiat-kiat khusus gak sebelum menghadapi ujian sidang?
Ternyata beragam jawaban muncul, Berikut beberapa jawaban dari rekan-rekan yang pernah mencicipi ujian sidang, termasuk aku yah heheh…
Tips & Triks Ujian Skripsi :
Belajar yg benar, kuasain skripsi (waktu itu butuh 2 minggu-an buat kuasain materi)
-          Berdoa
-          Jaga kesehatan
-          Jangan tegang
-          Jumlah pemirsa jangan banyak-banyak (makin banyak pemirsa, sepertinya dosen penguji jadi makin arogan& sangar)
-          Duduk manis
-          Senyum-sapa-salam (tentunya dengan hormat& sopan yg mendalam)
-          Pura-pura tegang (padahal sebenarnya tidak tegang, cuma biar dosennya agak iba dikit) pengalaman dari teman-teman (cewek)  sih dilakuin  jurus jitu sampai nangis-nangis saat dosen penguji mulai membantai  mereka, waduhh..ada-ada ja yah hehe.. tapi aku gak yah??
-          Jangan nyolot/nantang, sering-seringlah kasih smile supaya aga luluh
-          Beri umpan supaya dosen kepancing buat bertanya materi yang anda kuasai
-          Jangan sekali-kali menyebut istilah yang tidak anda kuasai, bisa jadi boomerang bagi anda, nantinya penguji bertanya sampai keakar-akarnya.
-          Tarik napas dalam-dalam & elus dada begitu berhasil menjawab (pura-pura lega sekaligus tegang menghadapi next question, walah!)
-          Ucapkan terimakasih & salamin satu persatu begitu selesai sidang (mungkin bisa nambah poin kesopanan gitu Hehe…)
-          Tunjukkan kebahagiaan& keharuan yang amat sangat karen berhasil mlewati “meja hijau”
-          Seharusnya jawab semua pertanyaan penguji walau salah. Daripada anda diam saja (jadi terlihat anda tidak menguasai materi / otak anda kosong).
-          Jujur, katakan tidak bisa, jangan sok tahu
-          Latihan dulu sama dosen pembimbing kita
-          Percaya diri dengan diri kita sendiri
-          Bilang terus terang anda tidak tahu, atau kalau anda mengira pertanyaan penguji sedikit diluar konteks skripsi anda, bilang anda juga tidak membahas masalah itu, oleh karena di skripsi ada yg namanya “ruang lingkup pembahasan”
-          Kalo anda buat skripsi dan memang baca banyak referensi waktu menyusun skripsi, santai aja. Jangan kebanyakan belajar sebelum hari-H, soalnya beberapa jam sebelum sidang bakal terasa gimana tegangnya,,, hahahah kemeja sampai basah kuyup walau di ruangan ber-ac.
-          Santai saja bos, jarang-jarang yang sidang disuruh mengulang, asal anda terlihat agak sedikit serius pasti lulus, yang namanya dibantai terima aja, pengalaman, jadi ada cerita nantinya.
-          Kalau bisa harus tetap jawab, salah juga bisa juga menjadi bahan penilaian, kalau anda diam ya nilai yudisiumnya kecil.
Berikut juga beberapa saran menghadapi sidang ujian skripsi
Berdoa dulu sebelum sidang, kalau sidangnya lebih dari 1 orang, doa bareng membuat hati anda lebih tenang dan lebih pede. Kalau ada penguji, silakan doa bareng penguji juga.
Salah satu poin penting dari sidang adalah presentasi! Siapkan presentasi anda sebaik mungkin.Waktu presentasi hanya 15-30 menit, oleh karena itu harus latihan dulu. Latihan presentasi di ruangan besar dan kalau bisa di hadapan orang-orang. Cocokkan apa yang dibicarakan dengan slide dan nada berbicara jangan datar dan membosankan. Jangan gugup dan jangan melucu juga.
Jangan terlalu technical. Anggaplah kita sedang menawarkan suatu produk bisnis pada para calon client dan mereka tidak tahu apa-apa tentang apa yang kita tawarkan. Jangan memberi slide terlalu banyak tentang hal-hal technical yang cuma kalian yang ngerti. Misalnya kalau tentang database, sampai memberikan slide berisi daftar class hingga 4 class, dibacakan pula, itu membosankan sekali. Buatlah presentasi anda menekankan pada poin-poin berikut. Apa saja masalah yang ada selama ini, solusi apa yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut, mengapa penelitian anda di skripsi ini merupakan solusi yang sangat baik dan satu-satunya cara terbaik untuk memecahkan masalah tersebut. Jelaskan bahwa mengapa program anda benar-benar dibutuhkan. Kalau pada presentasi anda sudah terlalu teknis dan isinya rumus-rumus angka semua, dan dosen penguji sudah bosan, nilai presentasi anda sudah berkurang. Sadarlah bahwa anda membuat skripsi tersebut selama 1 semester, oleh karena itu anda mengerti semua hal-hal teknis yang anda buat. Tapi dosen penguji bisa jadi hanya membaca skripsi anda beberapa jam sebelumnya. Bukan berarti sama sekali tidak ada bagian teknis yang dijelaskan lho. Maksudnya jelaskannya jangan terlalu rumit. Buatlah sebisa mungkin jadi mudah dimengerti.
Kalau ada revisi pada halaman tertentu, berikanlah sebelum presentasi. Dengan demikian dosen akan melihat terlebih dahulu dan mempelajarinya sebelum mulai sesi tanya jawab.
Sewaktu tanya jawab, jangan gugup. Wajah jangan tegang. Dosen akan menanyakan apa yang anda tulis di buku skripsi anda.
Jawablah semua pertanyaan dengan jawaban (maksudnya, jangan diam). Jangan bilang gak tahu juga. Jelaskan saja apa yang anda tahu dan mengapa anda menulis demikian. Kalau anda terbukti salah, jangan langsung bilang, “ya saya salah”. Cobalah jelaskan sebisanya mengapa anda berkesimpulan seperti itu. Tapi jangan ngotot benar juga kalau memang salah. Katakan saja hal ini akan direvisi nanti. Terima kasih atas masukannya (setelah sidang, apabila lulus, tetap akan ada revisi buku skripsi).
Ketika tanya jawab, jawaban anda juga gak boleh ngambang. Semuanya harus berdasar. Semua yang anda tulis di buku skripsi harus berdasar semua. Kalau anda menulis suatu statement, berikanlah referensi bahwa statement tersebut diambil dari buku ini halaman segini. Kalau berdasar pada pendapat pribadi anda, tuliskanlah hasil penelitian anda, mengapa anda bisa berpendapat demikian. Sehingga kalau ditanya dosen, anda bisa jawab, statement anda diambil dari buku ini halaman segini. Atau anda bisa bilang, “bapak bisa buka buku skripsi saya halaman 345, di situ ada penelitian saya yang hasilnya demikian demikian blablabla”. Penguji paling senang kalau semua jawaban anda berdasar.
Jangan menjelaskan terlalu pendek ketika tanya jawab. Jelaskanlah apa yang ditanyakan sebisa anda.
Kalau bisa demo, demokanlah hasil penelitian anda pada dosen untuk lebih memberikan gambaran pada dosen penguji, apa yang anda buat. Sadarlah lagi bahwa anda membuat skripsi ini selama 1 semester, sedangkan dosen hanya melihat skripsi anda beberapa jam saja, jadi bisa saja mereka menangkap hal yang berbeda jika anda hanya memberi penjelasan.
Sopanlah sejak mulai presentasi hingga tanya jawab. Gunakan bahasa2 yang formal. Ucapkan salam pada awal presentasi dengan menyebutkan nama-nama dosen penguji kalau bisa.

Kalau sidangnya bertiga, jangan menjatuhkan jawaban dari teman anda. Kalau memang dia salah, jangan potong di tengah penjelasannya. Koreksilah jawaban teman anda apabila anda diberi kesempatan untuk menambahkan atau menjawab pertanyaan yang sama. Anda bisa bilang bahwa anda mau menambahkan sedikit dari penjelasan teman anda. Hal ini semata-mata untuk menghindari anda dicegat dan dianiaya oleh teman anda ketika pulang nantinya.
Salah satu poin penting dari skripsi anda ialah apa kontribusi dari penelitian anda dari yang selama ini sudah ada. Apakah anda meningkatkan dunia ilmu pengetahuan, mengembangkan metode tertentu atau menjadi solusi masalah yang ada.
Jangan malu-malu mengatakan kalau skripsi anda masih belum sempurna. Di bagian saran, beritahukanlah kekurangan dari skripsi anda dan apa yang diperlukan untuk pengembangan lebih lanjut untuk penelitian berikutnya.
Jangan lupake wc dulu sebelum sidang. Bisa berabe kalau pengen ke wc sewaktu sidang.
Berpenampilan rapi dan tunjukkan bahwa anda sudah siap menjalani sidang. Jangan ada yang ketinggalan ini itu dan lupa ini itu.
Lanjut lagi ya..
Ketahui terlebih dahulu kira-kira siapa dosen penguji anda dan bisa tahu kebiasaan dan kesukaan dosen penguji, itu akan cukup membantu anda (contoh, kalau tahu dapat dosen penguji yang agak ‘gila hormat’, maka kalau menjawab agak ‘merendah’ sambil ‘menyanjung’ kepintaran dosen itu, misalnya)
Anda tidak bisa menjawab karena apa dulu? Kalau karena pertanyaannya tidak jelas, mungkin bisa minta dosennya menjelaskan apa maksudnya, tidak usah malu-malu. Kalau memang tidak tahu, nah ini agak masalah. Coba jawab sebisanya, dengan catatan jangan ngawur tapi sebisanya sesuai dengan pengetahuan yang ada, ingat, dosen itu kalau tanya 60-80% itu mau ngetes mental kita, jadi biasanya sudah tahu jawabannya. Kalau dijawab ngawur, wah bisa tambah beringas pertanyaanya semakin memojokkan kita.
Bukan super serius juga bukan super konyol, hehehe. Intinya: Tampilkan wajah yang penuh percaya diri tapi tidak arogan. Jadi wajah yang: saya siap, silahkan tanya apa saja, hehehe. Ingat, 1 menit pertama mulai masuk ruangan sampai pertama keluar suara anda, itulah yang paling menentukan, karena pada saat itu sang dosen akan ‘menilai’ anda, apa anda siap atau tidak. Jika masuk udah langkah kaku keringatan, terus ucapan pertama gemetaran sama oktaf naik satu tingkat, wah langsung diterkam tuh!
Ini juga saya setuju dengan rekan-rekan yang lain. Intinya, kalau tesis itu anda buat sendiri mulai awal hingga akhir, sebenarnya anda tidak perlu kebut semalam lagi, anda sudah siap! Tinggal siapkan mental anda dan bangun kembali rasa percaya diri anda, jangan kuatir, pasti anda bias melewatinya.
Secara umum, tunjukkan sikap tidak menggurui, kita berasumsi bahwa mereka sudah tahu, jadi tidak perlu dijelaskan secara terlalu detil, cukup intinya aja.
Jangan menggunakan kata-kata yang menyerang, seperti “masa bapak kayak gini aja ga tau?” eh, jangan salah, kata-kata sejenis kalau kita terjebak sering tidak sadar keluar lho!
Kuasai benar bidang skripsi kita, sebelum ujian, bayangkan kira-kira celah-celah mana yang mungkin lemah di konsep kita. Cari dulu jawabannya, biar pas ditanyakan sudah tahu jawabannya.
Jawab dengan kepala dingin, jangan emosi, walaupun dosen memojokkan kita! Yakinlah bahwa semakin memojokkan sesungguhnya dosen itu sayang sama kita, karena ingin kita benar-benar tahu apa yang kita teliti. Emosi bisa mengganggu aliran neurotransmitter di otak (ini hasil penelitian lho), jadi pikiran kita tidak bekerja maksimal
 Melanjutkan pendidikan bagi guru merupakan keniscayaan. Menyusun karya tulis merupakan agenda utama dalam menyelesaikan tugas akhir perkuliahan. Ada trik yang perlu kita lalui.Di sela kesibukan melaksanakan tugas sehari-hari menyelesaikan tugas tersebut bukan hal mudah. Mencari masalah merupakan kegiatan yang unik. Pengalaman menunjukkan bahwa kita hidup dalam berbagai masalah, namun merumuskan satu saja untuk jadi bahan pembahasan karya tulis tidak gampang. Belum lagi setelah karya tulis selesai disusun, saat mahasiswa menghadapi ujian  sidang, sering lupa menyiapkannya.

Kesulitan semacam itu dapat dialami oleh para pendidik yang sedang menyelesaikan studinya dalam rangka meningkatkan standar kualifikasi pendidikan, semakin bertambah  pendidik yang sedang menyelesaikan disertasi atau tesis. Sebagian pendidik dalam mempersiapkan ujian sidang sering menilai diri belum siap, semakin dekat dengan saat-saat mempertahankan argumentasi dalam persidang biasanya semakin banyak kesulitan yang dihadapi.
Di bawah ini terdapat 12 slide sebagai salah satu model persiapan ujian sidang agar merasa lebih yakin bahwa Saudara telah siap. Susunlah kerangka persiapan dalam bentuk power point  yang memuat komponen  yang terdapat pada tabel  di bawah ini.
SlideUraian Materi
1:Judul karya tulis ditulis lengkap.
2:Latar belakang/Rasional
Cuplik uraian ringkas dari karya tulis yang memuat pernyataan mengapa penelitian yang Saudara lakukan itu penting,
3:Batasan Masalah
4:Pertanyaan penelitian
5:Hipotesis penelitian ( Apabila ada).
6:Teori utama yang mendasari penelitian dengan dua atau tiga teori pendukung yang dinyatakan secara singkat.
7:Pendekatan dan metode penelitian.
8:Deskripsikan kerangka pikir penelitian
9:Gambarkan teknis analisis  data yang digunakan.
10:Deskripsikan secara ringkas hasil penelitian
11:Uraikan kesimpulan
12:Rekomendasi hasil penelitian
Dua belas slide itu idealnya dapat dikemukakan paling lama dalam 10 menit. Oleh karena itu, susunlah materi pada setiap slide secara ringkas. Susun dan ketiklah sendiri, supaya tingkat pengusaan materi menjadi lebih baik. Menelaah berulang-ulang akan membuat persipan semakin mantap.

Semoga bermanfaat buat kalian yang akan menghadapi ujian skripsi yah..

PERBEDAAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF


A. Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif
Metode kuantitatif dan kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode yang tradisional dan metode baru; metode positivistic dan metode postpositivistic, metode scientific dan artistic, metode konfirmasi dan temuan. Jadi metode kuantitatif sering dinamakan metode tradisional, positivistic, scientivic dan metode discovery. Selanjutnya metoda hase kualitatif sering dinamakan sebagai metode baru, postposivistic, artistic dan interpretive research.
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/ empiris, objektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, Karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru.
Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru karena popularitasnya belum lama, metode ini dinamakan postpositivistik Karena berlandaskan pada filsafat post positifisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistic, Karena proses penelitian lebih bersifat seni(kurang terpola),dan disebut metode interpretive karena data hasil peneletian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang di temukan di lapangan.metode penelitian kuantitatif dapat di artikan sebagai metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,analisis data bersifat kuantitatif/statistic,dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang teleh di tetapkan.
Metode penelitian kualitatif sering di sebut metode penelitian naturalistik karena penelitianya di lakukan pada kondisi yang alamiah(natural setting);di sebut juga metode etnographi,karena pada awalnya metode ini lebih banyak di gunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya;disebut metode kualitatif,karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
B. Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif
Perbedaan mendasar dari metode penelitian kualitatif dengan metode penelitian kuantitatif yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif[1]. Bersifat konfirmasi disebabkan karena metode penelitian kuantitatif ini bersifat menguji hipotesis dari suatu teori yang telah ada. Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori dengan kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah baik dalam bentuk angka. Penarikan kesimpulan bersifat deduktif yaitu dari sesuatu yang bersifat umum ke sesuatu yang bersifat khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang membangunnya.
Hamidi menjelaskan setidaknya terdapat 12 perbedaan pendekatan kualitatif dengan kualitatif seperti berikut ini[2]:
1. Dari segi perspektifnya penelitian kuantitatif lebih menggunakan pendekatan etik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang berhubungan yang berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya. Hanya dari indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan skor-skornya.\
Sebaliknya penelitian kualitaif lebih menggunakan persepektif emik. Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan informan.
2. Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya, melalui kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya.
Di sisi lain penelitian kualitatif berangkat dari penggalian data berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian para responden bersama peneliti meberi penafsiran sehingga menciptakan konsep sebagai temuan. Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari konsep, teori atau menguji (retest) teori, sedangkan kualitatif mengembangkan ,menciptakan, menemukan konsep atau teori.
3. Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal dari teori relevan yang telah dipilih, sedang penelitian kualitatif bisa menggunakan hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis bisa ditemukan di tengah penggalian data, kemudian “dibuktikan” melalui pengumpulan data yang lebih mendalam lagi.
4. Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan penggunaan kuisioner, sedang penelitaian kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara dan observasi.
5. Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif menanyakan atau ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, atau kadar satu variabel dengan cara pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para responden dan latar sosial yang diteliti.
6. Dari segi teknik memperoleh jumlah (size) responden (sample) pendekatan kuantitatif ukuran (besar, jumlah) sampelnya bersifat representatif (perwakilan) dan diperoleh dengan menggunakan rumus, persentase atau tabel-populasi-sampel serta telah ditentukan sebelum pengumpulan data.
Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika pengumpulan data mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari mewawancarai informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai pada responden yang kesekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi baru lagi. Maksudnya berhenti sampai pada informan yang kesekian ketika informasinya sudah “tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju (snow-ball), sebab informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para informan sebelumnya. Jadi penelitian kualitatif jumlah responden atau informannya didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas informasi.
7. Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses secara deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian pengumpulan data dan menyimpulkan. Di sisi lain, penelitian kualitatif berproses secara induktif, yakni prosesnya diawali dari upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden, life story, life sycle, berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi dan interpretasi, kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep atau teori sebagai temuan.
8. Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang penelitian kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa dan pandangan responden.
9. Dari segi definisi operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya, sedangkan penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan mengukur variabel (definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur). Jika penelitian kualitatif menggunakan definisi operasional, berarti penelitian telah menggunakan perspektif etik bukanemik lagi. Dengan menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah menetapkan jenis dan jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian mengemukakan pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.
10. (Dari segi) analisis data penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang penelitian kualitatif analisis datanya dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara “mengangsur atau menabung” informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi interpretasi.
11. Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu sendiri. Karena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para responden dan aktivitas mereka. Yang demikian sangat diperlukan agar responden sebagai sumber data menjadi lebih terbuka dalam memberikan informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif instrumennya adalah angket atau kuesioner.
12. Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data oleh peneliti melalui pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab merekalah yang yang lebih tepat untuk memberikan penjelasan terhadap data atau informasi yang telah diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan terhadap interpretasi yang dibuat, mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa saja konsep tersebut merupakan istilah atau kata yang sering digunakan oleh para responden. Di sisi lain, penelitian kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti, berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik.
DAFTAR PUSTAKA
Irwan Abdullah. 2008. Materi Kuliah Metode Penelitian Administrasi. Yogyakarta: Magister Administrasi Publik UGM
Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press. Hal 14-16
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.