Minggu, 01 April 2012

PSIKOLOGI PENDIDIKAN


Psikologi pendidikan adalah "a body of knowledge grounded in psychological research which provides a repertoire of resource to aid you in functioning more effectively in teaching learning process".(Barlow syah, 1997/hal 12) Psikologi pendidikan sebagai “ A systematic study of process and factors involved in the education of human being" (Witherington (Buchori dalam Syah, 1997 / hal. 13) Disini saya mencoba menuangkan segala pengetahuan saya tentang psikologi pendidikan, khususnya sekarang ini adalah tentang Psikologi Belajar. Psikologi belajar yang menggunakan pendekatan ilmiah untuk studi perilaku. Kesimpulan kesimpulan psikologis harus berdasarkan hasil observasi yang tepat dan objektif. Namun, disini karena saya masih belajar, mungkin masih banyak kesalahan atau kekeliruan yang saya buat. Jadi mohon memberikan comment jika ada masukan atau kesalahan. Terima kasih 

KONSEP TEORITIS UTAMA
Koneksionisme
Thorndike menyebut asosiasi antara kesan indrawi dan impuls dengan tindakan sebagai ikatan / kaitan atau koneksi. ndekatan Thorndike cukup berbeda dan dapat dianggap sebagai teori belajar modern pertama. Penekanannya pada aspek fungsional dan perilaku yang dipengaruhi oleh Darwin. Teori Thorndike bisa dipahami sebagai kombinasi dari asosiasionisme, darwinisme dan metode ilmiah.
Pemilihan dan Pengaitan
Menurut Thorndike bentuk paling dasar dari proses belajar adalah trial-and-error learning (belajar dengan uji coba) atau yang disebut sebagai selecting and connecting (pemilihan dan pengaitan).Thorndike menyebut waktu yang dibutuhkan hewan untuk memecahkan masalah sebagai fungsi dari jumlah kesempatan adalah usaha coba-coba dan upaya percobaan berhenti saat si hewan mendapatkan solusi yang benar.
Belajar adalah Inkremental, Bukan Langsung ke Pengertian Mendalam (insighful)
Thorndike menyimpulkan bahwa belajar bersifat incremental (incremental/bertahap), bukan insightful (langsung ke pengertian). Dengan kata lain, belajar dilakukan dalam langkah-langkah kecil yang sistematis, bukan langsung melompat ke pengertian mendalam.
Belajar Tidak Dimediasi oleh Ide
Berdasarkan risetnya, Thorndike (1898) juga menyimpulkan bahwa belajar adalah bersifat langsung dan tidak dimediasi oleh pemikiran atau penalaran. Jadi Thorndike menolak campur tangan nalar dalam belajar dan ia lebih mendukung tindakan seleksi langsung dan pengaitan dalam belajar.
Semua Mamalia Belajar dengan Cara yang Sama
Banyak orang yang terganggu oleh pandangan Thorndike bahwa semua proses belajar adalah langsung dan tidak dimediasi ole ide-ide dan juga terutama karena dia juga menegaskan bahwa proses belajar semua mamalia, termasuk manusia, mengikuti kaidah yang sama.
THORNDIKE SEBELUM 1930
Hukum Kesiapan
Law of readiness (hokum kesiapan) yang dikemukakan dalam bukunya yang berjudul the original nature of man, mengandung tiga bagian yang diringkas sebagai berikut :
Apabila satu unit konduksi siap menyalurkan (to conduct), maka penyaluran dengannya akan memuaskan
Apabila satu unit konduksi siap untuk menyalurkan, maka tidak menyalurkannya akan menjengkelkan.
Apabila satu unit konduksi belum siap untuk penyaluran dan dipaksa untuk menyalurkan, maka penyaluran dengannya akan menjengkelkan.
“unit konduksi yang siap menyalurkan” adalah kesiapan untuk bertindak. Dengan menggunakan terminology kontemporer kita bisa menyatakan ulang hukum kesiapan Thorndike sebagai berikut:
Ketika seseorang siap untuk melakukan suatu tindakan, maka melakukannya akan memuaskan
Ketika seseorang siap untuk melakukan suatu tindakan, maka tidak melakukannya akan menjengkelkan
Ketika seseorang belum siap melakukan suatu tindakan tetapi dipaksa melakukannya, maka melakukannya akan menjengkelkan.
Hukum Latihan
Teori Thorndike mencakup hukum law of exercise (hukum latihan), yang terdiri dari dua bagian:
Koneksi antara stimulus dan respons akan menguat saat keduanya dipakai. Bagian dari hukum latihan ini dinamakan law of use (hukum penggunaan)
Koneksi antara situasi dan respon akan melemah apabila praktik hubungan dihentikan atau jika ikatan neural tidak dipakai. Bagian dari hukum latihan ini dinamakan law of disuse (hukum ketidakgunaan).
Hukum Efek
Law of effect (hukum efek), adalah penguatan atau pelemahan dari suatu koneksi antara stimulus dan respon sebagai akibat dari respon. Jika suatu respon diikuti dengan satisfying state of affairs (keadaan yang memuaskan), kekuatan koneksi itu akan bertambah. Jika respon diikuti dengan annoying state of affairs (keadaan yang menjengkelkan), kekuatan koneksi itu menurun.
KONSEP SEKUNDER SEBELUM 1930
Respon Berganda
Multiple response, atau respon yang bervariasi, menurut Thorndike adalah langkah pertama dalam semua proses belajar. Respon ini mengacu pada fakta bahwa jika respon pertama kita tidak memecahkan masalah maka kita akan mencoba respon lain.
Set atau Sikap
Disposisi, prapenyesuaian atau sets(attitude)(sikap), merupakan pengakuannya akan pentingnya apa-apa yang dibawa oleh pembelajar ke dalam situasi belajar.
Prapotensi Elemen
Prepotency of elements (prapotensi elemen) adalah apa yang oleh Thorndike dinamakan “aktifitas parsial dari suatu situasi”.
Respon dengan Analogi
Response by analogy (respon dengan analogi) , yaitu merespon dengan cara seperti ketika kita merespon situasi yang terkait (mirip) yang pernah kita jumpai. Jumlah transfer of training (transfer training) antara situasi yang kita kenal ditentukan dengan jumlah elemen yang sama di dalam kedua situasi ini. Inilah identical elements theory transfer of training dari Thorndike.
Dengan teori transfer ini Thorndike menentang pandangan lama mengenai transfer yang didasarkan pada doktrin formal discipline (disiplin normal).
Pergeseran Asosiatif
Assosiative shifting (pergeseran asosiatif) terkait erat dengan teori Thorndike tentang elemen identik dalam training transfer. Prosedur untuk menunjukkan pergeseran asosiatif dimulai dengan koneksi antara satu situasi tertentu dan satu respon tertentu.
THORNDIKE PASCA 1930
Revisi Hukum Latihan /Penggunaan
Thorndike secara esensial menarik kembali hukum penggunaan atau latihan. Penghentian repetisi ternyata tidak melemahkan koneksi dalam periode yang cukup panjang.
Revisi Hukum Efek
Separuh hukum efek yang benar itu adalah bahwa sebuah respon yang diikuti oleh keadaan yang memuaskan akan diperkuat.sedangkan untuk separuh lainnya, Thorndike menemukan bahwa menghukum suatu respon ternyata tidak ada efeknya terhadap kekuatan koneksi. Revisi hukum efek menyatakan bahwa penguatan akan meningkatkan strength of connection (kekuatan koneksi), sedangkan hukuman tidak memberikan pengaruh apa-apa terhadap kekuatan koneksi.
Belongingness
Sesuatu yang beroperasi selain kontinguitas disebut belongingness yang artinya sifat-sifat suatu item yang dalam kasus ini subjek dan kata kerja, yang erat hubungannya dengan atau menjadi bagian integral dari item yang lain.
Penyebaran Efek
Konsep teoritis lainnya yang disebut sebagai spread of effect (penyebaran efek). Selama eksperimennya secara tak sengaja menemukan bahwa keadaan yang memuaskan tidak hanya menambah probabilitas terulangnya respon yang menghasilkan keadaan yang memuaskan tersebut tetapi juga meningkatkan probabilitas terulangnya respon yang mengitari respon yang memperkuat itu.
ILMU PENGETAHUAN DAN NILAI MANUSIA
Thorndike dikritik kerena ia mengasumsikan determinisme dalam studi perilaku manusia. Para pengkritik mengatakan bahwa mereduksi perilaku manusia menjadi reaksi otomatis terhadap lingkungan akan menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan. Thorndike adalah manusia penuh warna yang mengekspresikan opininya tentang berbagai macam topik.
PENDIDIKAN MENURUT THORNDIKE
Thorndike percaya bahwa praktik pendidikan harus dipelajari secara ilmiah. Menurutnya ada hubungan erat antara pengetahuan proses belajar dengan praktik pengajaran. Tujuh aturan Thorndike adalah :
  1. Perhatikan situasi yang dihadapi murid
Pertimbangkan respon yang ingin anda kaitkan dengan situasi itu
Jalin ikatan, jangan berharap jalinan itu terbentuk secara ajaib
Jika hal-hal lain tidak berubah, jangan jalin ikatan yang nanti harus diputuskan lagi
Jika hal-hal lain tidak berubah, jangan menjalin dua atau tiga ikatan apabila satu saja sudah cukup
Jika hal-hal lain tidak berubah, bentuklah ikatan dengan cara yang membuat mereka mesti bertindak
Karenanya dukunglah situasi yang ditawarkan oleh kehidupan itu sendiri dan dukunglah respon yang dituntut oleh kehidupan itu.
EVALUASI TEORI THORNDIKE
Kontribusi
Karta rintisan Thorndike member alternative tersendiri untuk mengkonseptualisasikan belajar dan perilaku dan member pendekatan yang jauh berbeda. Dia menemukan dan mengembangkan fenomena belajar trial-and error dan transfer training. Dengan hukum efeknya, Thorndike adalah orang yang pertama yang mengamati, dalam kondisi yang terkontrol, bahwa konsekuensi dari perilaku akan menghasilkan efek terhadap kekuatan perilaku.
Kritik
berkaitan dengan defenisi unsure pemuas (satifier) dalam hukum efek.
berkaitan dengan hukum efek adalah soal defenisi yang terlalu mekanistik atas teori belajar, bahwa argument Thorndike bersifat sirkular (berputar-putar), jika probabilitas respon meningkat, itu dikatakan karena adanya keadaan yang memuaskan, jika tidak meningkat itu dikatakan karena tidak ada unsur pemuas. Penjelasan teori semacam ini dianggap tidak memungkinkan untuk di uji karena kejadian yang sama dipakai untuk mendeteksi baik itu proses belajar maupun keadaan yang memuaskan.
BURRHUS FREDERIC SKINNER
Skinner (1904-1990) lahir di Susquehanna, Pennsyvania. Dia meraih gelar master pada 1930 dan Ph. D pada 1931 dari Harvard University. Gelar B.A diperoleh dari Hamilton College, New York dan mengambil sastra inggris. Selama bertahun-tahun Skinner adalah penulis yang prolific. Salah satu perhatian utamanya adalah menghubungkan temuan laboratoriumnya dengan solusi problem manusia. Karyanya memicu perkebangan mesin pengajaran dan belajar terprogram.
KONSEP TEORITIS UTAMA
Behaviorisme Radikal
Skinner mengadopsi dan mengembangkan filsafat ilmiah yang dikenal sebagai radical behaviorism. Orientasi ilmiah ini menolak bahasa ilmiah dan interpretasi ilmiah yang mengacu pada mentalistic event.
Perilaku Responden dan Operan
Skinner membedakan dua jenis perilaku :
  1. Respon yang tidak terkondisikan(unconditioned respon) adalah contoh perilaku responden karena respon ini ditimbulkan oleh stimulus yang tidak terkondisikan. Contoh perilakunya seperti semua gerak reflex seperti manarik tangan ketika tertusuk jarum, menutup kelopak mata saat terkena cahaya yang menyilaukan.
  2. Perilaku operant pada awalnya tidak berkorelasi dengan stimuli yang dikenali maka ia tampak spontan. Contoh nya hendak bersiul, berdiri lalu berjalan, atau anak meninggalkan mainan dan beralih ke mainan lainnya.
Pengkondisian tipe S dan tipe R
Ada dua jenis pengkondisian :
Pengkondisian tipe S juga dinamakan respondent conditioning dan identik dengan pegkondisian klasik. Ia disebut pengkondisian tipe S karena menekankan arti pentingnya stimulus dalam memberikan respon yang diinginkan. Kekuatan pengkosisiannya berdasarkan besaran dari respon yang terkondisikan
Pengkondisian tipe R yang menyangkut perilaku operan karena penekanannya adalah pada respon. Pengkondisian tipe R juga dinamakan operant conditioning. Pengkondisiannya ditunjukkand engan tingkan respon.
Prinsip Pengkondisian Operan
Setiap repon yang diikuti dengan stimulus penguat akan diulang.
Stimulus penguat adalah segala sesuatu yang memperbesar rata-rata terjadinya respons operan.
Dalam pengkondisian operan, penekanannya adalah pada perilaku dan pada konsekuensinya; dengan pengkondisian operan, organisme pasti merespons dengan cara tertentu untuk memproduksi stimulus yang menguatkan (contingent reinforcement).
Kotak Skinner
Tempat percobaan binatang Skinner. Kotak Skinner menggunakan lantai berkisi-kisi, cahaya, tuas, dan cangkir makanan. Ketika hewan menekan tuas, mekanisme pemberi makan akan aktif dan secuil makanan akan jatuh ke cangkir makanan.
Pencatatan Kumulatif
Skinner menggunakan cumulative recording untuk mencatat perilaku hewan dalam kotak Skinner.
Pengkondisian Respons Penekanan – Tuas
Deprivasi, adalah perangkat prosedur yang dihubungkan dengan bagaimana suatu organisme melakukan tugas tertentu.
Magazine Training. Eksperimenter menggunakan tombol eksternal dan secara periodic menarik mekanisme pemberian makanan dan memastikan hewan itu tidak dekat-dekat dengan cangkir makanan saat eksperimenter menekan tombol. Ketika mekanisme pemberi makanan diaktifkan dengan tombol eksternal itu, akan menghasilkan bunyi klik sebelum makanan jatuh ke cangkir makanan. Pelan-pelan hewan akan mengasosiasikan suara klik dari magazine itu dengan adanya makanan.
Penekanan tuas. Hewan tersebut dibiarkan sendiri dalam kotak, kemudian hewan itu akan menekan tuas yang mengaktifkan magazine makanan, menimbulkan bunyi klik dan member sinyal hewan untuk mendekati cangkir makanan
Shapping
Pendekatan lain untuk pengkondisian operan yang tidak membutuhkan waktu yang lama. Memicu mekanisme hanya ketika hewan berada di satu bagian dalam kotak Skinner yang terdapat tuas.
Shapping terdiri dari dua komponen, yaitu :
Differential reinforcement : sebagian respon diperkuat dan sebagian lainnya tidak.
Successive approxiamation : hanya respon-respon yang semakin sama dengan yang diinginkan oleh eksperimenter lah yang akan diperkuat.
Extinction
Extinction atau pelenyapan adalah ketika kita mencabut penguat dari situasi pengkondisian operan. Dalam hal ini mekanisme pemberi makanan mendadak dihentikan.
Spontaneous Recovery
Apabila hewan dikembalikan ke sarangnya selama periode waktu tertentu dan kemudian dikembalikan ke situasi percobaan, ia sekali lagi akan memulai menekan tuas dengan segera tanpa perlu dilatih lagi.
Operan Diskriminatif
Merupakan respon operan yang diberika untuk satu situasi tapi tidak pada situasi lain. Menurut Thorndike, asosiasi minatnya atau perhatiannya (interest) adalah antara situasi environmental umum dengan satu respon yang efektif dalam memecahkan problem. Menurut Skinner, hubungan perhatian ini dapat digambarkan sbb :
Stimulus diskriminatif respon operan stimulus yang menguatkan
(SD) (R) (SR)



asosiasi perhatian
Penguatan Sekunder
Keller dan Schoenfeld (1950) memberikan ringkasan penguatan sekunder ini sbb :
Sebuah stimulus yang kadang terjadi atau mengiringi sebuah penguatan akan mendapatkan karakteristik sebagai penguat tersendiri dan bisa disebut dengan penguatan terkondisikan sekunder.
Penguatan sekunder adalah positif jika penguatan yang berkorelasi dengannya adalah positif, dan sebaliknya.
Setelah terbentuk, penguatan sekunder adalah independen dan nonspesifik; ia bukan hanya memperkuat respon yang sama yang menghasilkan penguatan awal, tetapi ia juga akan mengkondisikan respon yang baru dan tak terkait dengan respon sebelumnya.
Melalui generalisasi, banyak stimuli yang berkorelasi dengan penguatan akan mendapatkan nilai penguatan sendiri – positif atau negatif.
Generalized Reinforcer
Penguat sekunder yang dipasangkan dengan lebih dari satu penguat utama. Contoh generalized reinforce adalah uang.
Allport berpendapat bahwa meskipun suatu aktivitas pernah dilakukan karena aktivitas itu menimbulkan penguatan, setelah beberapa waktu aktivitas itu sendiri menjadi penguat. Skinner mengatakan bahwa aktivitas semacam itu pada akhirnya menghasilkan penguatan utama atau sebaliknya mungkin akan lenyap. Namun Allport mengatakan bahwa aktivitas itu tak lagi bergantung pada penguatan utama.
Chaining (perantaian)
Merupakan proses dimana respon yang dapat membawa organisme berhubungan dengan stimuli yang bertindak sebagai SD untuk respon lainnya akan menyebabkannya mengalami stimuli yang menyebabkan respon ketiga, dan seterusnya.
Penguat Positif dan Negatif
Primary positive reinforcerment : sesuatu yang secara alamiah memperkuat bagi organism dan berkaitan dengan survival,seperti makanan dan minuman. Sebuah penguat positif positif, ntah itu primer atau sekunder, adalah sesuatu yang apabila ditambahkan ke situasi lain oleh suatu respon tertentu, akan meningkatkan probabilitas terulangnya respon tersebut.
Primary negative reinforce : sesuatu yang membahayakan secara tidak alamiah bagi organism, seperti suata yang amat tinggi atau setrum listrik. Sebuah penguat negative, ntah itu primer atau sekunder, adalah sesuatu yang apabila dihilangkan dari situasi oleh respon tertentu, akan meningkatkan probabilitas terulangnya respon tersebut.
Hukuman
Terjadi ketika suau respon menghilangkan sesuatu yang positif dari situasi atau menambahkan sesuatu yang negative. Argument utama Skinner yang menentang penggunaan hukuman adalah bahwa hukuman dalam jangka panjang tidak akan efektif.
Jadwal Penguatan
Continuous Reinforcement Schedule, setiap respon yang tepat selama akuisisi akan diperkuat.
Fixed Interval Reinforcement Schedule, penguatan akan diberikan terhadap respon yang dibuat hanya setelah sederet interval waktu.
Fixed Ration Reinforcement Schedule, setiap respon ke-n yang dilakukan akan diperkuat.
Variable Interval Reinforcement Schedule, penguatan diberikan setelah respon muncul pada akhir interval dari durasi variable.
Variable Ratio Reinforcement Schedule, akan menghasilkan tingkat respons yang tertinggi diantara lima jadwal yang dibahas ini. Caranya dengan mengeliminasi bentuk undak-undakan dalam catatan kumulatif seperti yang dijumpai pada jadwal Fixed Ratio.
Concurrent Schedules and the Matching Law. Prosedur ini dilakukan Skinner ketika melatih burung dara untuk mematuk dua kunci operan yang tersedia pada saat yang bersamaan tetapi memberikan penguatan di bawah jadwal yang berbeda.
Concurrent Chain Reinforcement Schedule, dipakai untuk meneliti perilaku pilihan-kompleks.
Progressive Ratio Schedules and Behavioral Economics, Metode rasio progresif mengharuskan hewan menunjukkan perilaku (suatu bayaran) untuk mendapatkan penguat tertentu. Jika suatu organism bersedia “membayar” lebih banyak untuk mendapatkan satu penguat dibanding penguat yang lainnya maka tipe penguat yang lebih dihargai itu lebih efektif ketimbang tipe penguat lainnya..
Perilaku Verbal
Skinner percaya bahwa perilaku verbal dapat dijelaskan dalam konteks teori penguatan, yang terklasifikasi dalam :
Mand berasal dari fakta bahwa ada demand (permintaan), contoh : “mand tambah garam”, tambah adalah tindakan sedangkan penguatan utama adalah garam.
Tact adalah penamaan objek atau kejadian di lingkungan dengan tepat, dan penguatannya berasal dari penguatan kesesuaian antara lingkungan dan perilaku verbal seseorang.
Echoic behavior adalah perilaku verbal yang diperkuat saat perilaku verbal orang lain diulang secara verbatism, contoh : guru TK yang mengajari anak mengulangi kata yang diucapkan guru.
Autoclitic behavior adalah perilaku yang didasarkan pada, bergantung pada perilaku verbal lain, berfungsi : untuk mengkualifikasikan respons, mengekspresikan relasi,dan menyediakan kerangka gramatikal untuk perilaku verbal.
Kontrak Kontingensi
Merupakan sejenis kontrak yang kita susun baik dengan diri kita sendiri atau dengan orang lain dimana di dalam kontrak berisi situasi yang akan memberikan diri sendiri hadiah jika situasi itu dilakukan dan menggunakan penguat langsung.
Sikap Skinner terhadap teori belajar
Pendekatan organism kosong adalah suatu pendekatan dimana kejadian behavioral harus dideskripsikan dalam term hal-hal yang langsung mempengaruhi perilaku dan tidak logis jika kita berusaha menjelaskan dalam term fisiologis.
Kebutuhan akan teknologi perilaku
Teknologi perilaku ini banyak ditentang karena hal ini membatasi manusia yang merupakan makhluk yang rasional, bebas dan bermanfaat.
RELATIVITAS PENGUATAN
David Premack
Secara tradisional, penguat primer dianggap terkait dengan keberlangsungan individu dan penguat sekunder adalah stimulus yang secara konsisten dipasangkan dengan penguat primer. Menurut Premack, setiap respon yang terjadi dengan frekuensi yang cukup tinggi dapat dipakai utnuk memperkuat respons yang terjadi dengan frekuensi cukup rendah. Revisi Prinsip Premack
Argumen Meehl yang menyatakan sebuah penguat dalam satu situasi dapat ditunjukkan untuk memodifikasi perilaku dalam situasi lain.
William Timberlake
Disequilibrium Hypothesis adalah setiap aktivitas dapat menjadi penguat jika suatu jadwal kontingensi membatasi akses hewan percobaan ke aktivitas itu. Jika kita menciptakan jadwal kontingensi yang akan mereduksi proporsi dari suatu kegiatan maka kita menciptakan ketidakseimbangna. Untuk menghasilkan hukuman (punishment), harus didesain suatu jadwal dimana pelaksanaan suatu aktivitas akan meningkatkan aktivitas lain melampaui basis dasarnya.
Dari perspektif ini, fungsi jadwal kontingensi adalah menghasilkan disekulibrium, bukan memberikan informasi yang menghubungkan respon dengan penguat atau memberi kontiguitas antara respon dan penguat.
KESALAHAN PERILAKU ORGANISME
Tokoh : Marian Breland
Kecenderungan perilaku bawaan pelan-pelan menggantikan perilaku yang dipelajari ini disebut sebagai instinctual drift. Breland menentang 3 asumsi behavioris :
(1) hewan mempelajari situasi sebagai tabula rasa
(2) perbedaan diantara berbagai spesies adalah tidak penting
(3) setiap respons dapat dikondisikan untuk setiap stimulus.
Salah satu fenomena lain adalah autoshaping yaitu perilaku itu dibentuk secara otomatis, Ada 2 pendekatan yang menjelaskan fenomena ini :
menyamakan dengan supersticious
Pengkondisian klasik à ada hal yang muncul sebagai penguat primer dan sekunder.
PANDANGAN SKINNER TENTANG PENDIDIKAN
Belajar akan berlangsung sangat efektif apabila :
Informasi yang akan dipelajari disajikan secara bertahap
Pemberian umpan balik mengenai akurasi pembelajaran pelajar
Pembelajar mampu belajar dengan caranya sendiri
Behaviorist jarang menggunakan teknik pengajran ceramah. Menurut Skinnerian , problem perilaku akibat perencanaan pendidikan yang buruk.
WARISAN SKINNER : PSI,CBI DAN BELAJAR ON-LINE
Pendekatan Skinner untuk belajar terprogram mengandung ciri-ciri yang berasal dari teori belajarnya:
Langkah-langkah kecil à berjalan dari satu frame ke frame yang lain
Respon yang jelas à jawaban benar diperkuat dan jawaban salah dikoreksi
Umpan balik segera à pemberian feedback langsung
Self-pacing à siswa menempuh program belajar sesuai kemampuan dan kecepatan
Sistem Instruksi Personal
Tokoh : Fred Keller
Nama awal program: Keller Plan
Prinsip : mengindividualisasikan dan memberi umpan balik yang sering dan cepat mengenai kinerja siswa, terdiri dari empat langkah:
Menentukan materi yang diajarkan
Membagi materi ke dalam segmen-segmen
Menciptakan metode evaluasi sejauh mana siswa telah menguasai materi dalam segmen tertentu
Mengizinkan siswa melangkah dari satu segmen ke segmen lain sesuai kemampuan mereka
Instruksi berbasis computer
Hampir serupa dengan PSI, cuma kalau di PSI yang mengoperasikannya adalah seorang guru sedangkan di sini kompuetr yang mengambil peran. Jika siswa bisa melewati ujian tertentu maka ia akan diberikan izin untuk masuk ke level selanjutnya. Format pendidkan yang terkait dengan CBI adalah “kelas virtual” atau on-line education (pendidikan online).
Kritik terhadap CBI
Tidak ada interkasi antar guru dan siswa (interkasi langsung /tatap muka)
Ada materi pendidikan yang paling penting yang tidak biasa diklasifikasikan untuk diprogram atau disusun dalm segmen-segmen.
Kritik atas teori Skinner
Hukuman itu penting jika tidak ada hukuman maka tingkat perilaku menyimpang dapat meningkat karena pola pengasuhan yang salah (Staddon)
Skinner tidak mau menyusun teori padahal teori penting untuk menjelaskan data dan fenomena yang ada.